Tips Kupas Tuntas 10 Penyebab Anda Masih Menganggur

Sebagai pengangguran, tiada hari yang Anda lewatkan tanpa mengirim surat lmaran dan CV. Selain itu, belasan proses interview juga telah Ada jalani. Tapi, Anda belum juga mendapatkan pekerjaan tetap. Eits, jangan putus asa dulu. Sebelum menganggap hidup ini tidak adil, sebaiknya Anda melakukan introspeksi diri. Jangan-jangan memang Anda yang kurang maksimal dalam menjual diri. Merasa tidak ada yang salah dengan diri Anda? Ajukan 10 pertanyaan berikut ini pada diri sendiri. Jika mayoritas jawabannya ‘tidak’, artinya Anda mesti mengubahnya menjadi ‘ya’ untuk melepas status jobless Anda. Berikut ini adalah tips kupas tuntas penyebab Anda masih menganggur:


1. Jujur, Nggak? Sadar nggak, kalau melebih-lebihkan informasi di CV justru bisa menjatuhkan diri sendiri? Apalagi tanpa diiringi bukti pendukung yang jelas. Misalnya mengaku mahir berbahasa korea hanya gara-gara hobi nonton serialnya. Padahal, Anda hanya tahu 1-2 frase. Percayalah, tanpa keterangan tempat kursus atau lampiran sertifikat kelulusan, perusahaan tidak akan terkesan. Jadi Anda tidak perlu berimajinasi saat menulis CV. Lebih baik focus dengan kelebihan lain yang Anda miliki, seperti kamampuan mengoperasikan program computer tertentu, dan sejenisnya.

2. Sudah Spesifik? Punya banyak pengalaman memang member Anda nila positif. Tapi tidak berarti Anda harus membeberkan semuanya yang menyebabkan panjang CV seperti naskah drama. Perusahaan akan malas, membaca karangan Anda. Sebaiknya, cantumkan pengelaman yang sesuai dengan jenis pekerjaan incaran. Jika Anda melamar posisi jurnalis misalnya, sebutkan pengelamaan editorial meski dulu Anda hanya berperan di media kampus.

3. Memanfaatkan Networking? Hari gini Anda tidak bisa pasif dalam mencari pekerjaan. Kalau sekedar mengirim lamaran kerja di Koran atau internet, sih, belum cukup. Manfaatkan juga semua kenalan yang Anda miliki. Misalnya, Anda bertemu saudara di arisan keluarga. Nah, tidak ada salahnya Anda menanyakan peluang untuk berkarir di kantornya, terutama jika dia bekerja di bidang yang sesuai dengan minat dan kemampuan Anda. Tapi ingat, jangan focus mengumbar keluh kesah Anda selama menjadi pengangguran. Sebaliknya, jelaskan pengalaman Anda selama berorganisasi atau saat jadi volunteer. Kalau perlu tawarkan dia untuk membaca CV Anda yang bisa Anda kirim belakangan.

4. Bisa Jaga Omongan. Anda memang dituntut jujur saat menjalankan proses wawancara kerja. Tapi, tidak berarti Anda bisa blak-blakan mengungkapkan kekesalan terhadap perusahaan temapt Anda bekerja sebelumnya. Calon karyawan yang hobi menjelek-jelekan bos lamanya tidak akan mencuri perhatian si pewawancara. Misalnya, jika ia menanyakan alasan Anda berhenti dari perusahaan lama, Anda bisa memberika jawaban aman seperti Anda merasa berada di comfort zone sehingga ingin mencoba di tempat lain, atau bisa juga Anda berikan alasan ngin mengembangkan karir di perusahaan yang lebih besar.

5. Sesuai Kemampuan? Percuma mengirim surat lamaran ke berbagai perusahaan jika pekerjaan yang diincar tidak sesuai keahlian dan pengelaman Anda. Masa sih, Anda nekat melamar untuk menjadi akuntan, padahal latar belakang pendidikan Anda adalah ilmu komunikasi? Jelas CV Anda langsung disingkirkan ke tempat sampah. Jika Anda menginginkan posisi yang tidak sesuai dengan latar belakang keuangan Anda, pilihkan posisi sejenis manajemen trainee, sales atau marketing. Pada posisi itu, latar belakang keilmuan yang dipersaratkan adalah Strata 1 dari segala jurusan.

6. Dibekali Info Lengkap? “Apa yang Anda ketahui tentang perusahaan ini?” Ini dia , salah satu pertanyaan favorit pewawancara. Baginya, calon karyawan yang dapat memberikan jawaban tepat berarti memiliki minat besar untuk bekerja di persahaannya. Jika Anda menjawab glagapan karena tidak tahu sama sekali, bakal sulit tuh lolos ke tahap selanjutnya. Makanya, sebelum wawancara, galilah info sebanyak mungkin tentang calon perusahaan Anda, mulsai dari nama pendirinya, nama pemimpinnya saat ini, jenis usaha yang dimiliki hingga jumlah cabang yang dimiliki. Semakin lancar Anda menjawab, nila plus Anda juga makin meningkat.

7. Citra Duni Maya Positif? Terbiasa mengumbar keluh kesah dan kekesalah di Facebook atau Twitter? Mulai deh mengontrol diri. Maklum bukan cuma Anda yang memanfaat kecanggihan teknologi, tapi juga perusahaan-perusahaan. Betul, kini mereka getol mencari informasi tentang calon pelamar melalui situs jejaring social! Jadi kalau memang serius berburu pekerjaan, hapuslah foto, video atau status yang bisa merusak reputasi Anda. Karena bukan tidak mungkin panggilan wawancara dibatalkan karena mereka menganggap Anda tidak pantas mewakili citra perusahaan.

8. Terlihat Antusias? Namnya juga ingin bergabung dengan suatu perusahaan, tentunya Anda mesti menunjukkan minat Anda. Saat melakukan tahap wawancara, jawablah pertanyaan-pertanyaan dengan antusias. Artinya, sertakan penjelasan yang relevan dan diirini dengan senyuman sekali. Hanya menjawab ‘ya’ atau ‘tidak’ akan membuat Anda tersingkir karena dianggap kurang tertarik. Tapi ingat, jangan menjawab terlalu heboh, karena pewawancara justru akan menganggap Anda doyan ngomong. Jadi hindari berbicara terlalu banyak, kecuali berkaitan erat dengan pertanyaan yang diajukan.

9. Hargai Sesuai Kemampuan? Jangan menilai diri terlalu tinggi jika Anda baru memulai debut di dunia kerja. Si pewawancara munkgin tidak akan berkomentar saat Anda mengucapkan ekspektasi gaji, tapi nama Anda bisa langsung dicoret, kalau nilainya tidak masuk akal. Jadi, survey dulu tentang standar gaji dari profesi yang Anda incar.

10. Kemampuan Interview Oke? Jika Anda sering sukses melewati tahap tes tertulis maupun psikotest (tes psikologi), tapi selalu gagal di tahap wawancara, jangan-jangan keahlian Anda untuk interview perlu dipoles lagi. Kalau memang begini, Anda pun mesti rajin berlatih! Ajaklah teman Anda untuk berperan sebagai si pewawancara. Rekam proses terssebut, sehingga Anda juga bisa mengamati lebih detil. Dengan begitu, dia bisa memberikan masukan mengenai penampilan Anda dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan. Kalau perlu, rekam latihan ini agar Anda tidak cuma mendengar kritik dari teman, tapi juga bisa melatih sendiri kekurangan-kekurangan Anda. Setelah itu, langsung perbaiki diri.

No comments:

Post a Comment