Tips Sukses Wawancara Dgn Bahasa Tubuh Yg Benar

Beberapa manager mengaku bisa mendeteksi calon pekerja potensial hanya dalam waktu 30 detik saja. Faktor utamanya bisa jadi penampilan, dan jelas bahwa hal tersebut terkait dengan bahasa tubuh Anda. “Pesan non-verbal kadang berlawanan dengan apa yang kita katakana. Bila pesan verbal Anda tidak serasi dengan bahasa tubuh, jelas kredibilitas Anda bisa diragukan karena kebanyakan pewawancara percaya pada pesan non-verbal,” Berikut ini adalah bagaimana mengelola bahasa tubuh yang tepat agar Anda sukses melewati wawancara:

1. Momen Pertama.
Anda akan dinilai mulai dari pertama kali menginjakkan kaki di calon perusahaan tempat kerja Anda. Selama menunggu sang pewawancara, jangan membuka catatan untuk menghapal jawaban wawancara nanti. Lebih baik baca majalah atau Koran yang tersedia, untuk menandakan bahwa Anda santai dan mencerminkan kepercayaan diri di saat krisis. Bila sekretaris atau resepsionis mempersilahkan masuk, masuki ruangan pewawancara dengan percaya diri. Ucapkan salam (“selamat pagi”, “selamat siang”) dengan sopan dan jabat tangan pewawancara dengan mantap. Banyak kandidat menunjukkan rasa tegang mereka melalui jabat tangan yang lemah. Jangan langusng mulai berbaicara. Tunggu dulu sampai dipersilahkan dan temaptkan diri pada posisi yang nyaman dan tidak kaku.

2. Jarak Aman.
Setiap orang, termasuk pewawancara punya zona nyamannya sendiri. Jangan mencondongkan badan berlebihan karena terkesan agresif. Saat menekankan poin penting, tunjukkan posisi yang santai, tapi teteap jaga kontak mata dan gesture yang ekspresif. Terlalu bersandar atau melihat ke bawah bisa ditafsirkan sebagai minimnya kepercayaan diri.

4. Cara Bicara.
Cara bicara terkadang lebih penting daripada apa yang Anda bicarakan. Gunakan nada natural dan tidak dibuat-buat. Suara rileks, hangat, berintonasi dan ekspresi yang tepat, ditambah sedikit gerakan tangan ketika menerangkan sesuatu, dapat menunjukkan minta dan antusiasme selama wawancara berlangsung. Bicara dengan santai, jangan seperti sedang membacakan berita. Jangan pula terlalu pelan, halus serta terlalu banyak “ah”, “uh”, atau “Hm” sehingga rasa gugup Anda jelas terlihat oleh pewawancara. Hindari kalimat bertumpang tinsih karena hal tersebut dapat menandakan Anda adalah pribadi yang kurang terorganisir. Intonasi bicara yang stabil namun tidak monoton akan membuat lawan bicara tetap antusias terlibat dalam alur pembicaraan. Latihlah cara bicara Anda secara teratur.

5. Jaga Kontak Mata.
Selaraskan ekspresi mukda dengan pembicraan, daripada hanya datar-datar saja. Tersenyumlah saat mengatakan sesuatu yang lucu, dan jaga kontak mata yang menandai keterbukaan dan kujujuran. Namun, jangan terlalu berlebihan menatap atasan atau pewawancara. Pandangan lebih dari 10 detik dapat menyebabkan rasa tak nyaman atau menimbulkan ketegangan. Kalau pun Anda terpaksa harus lama memandang karena mendengarkan penjelasan dari pewawancara, selingi dengan’kedipan-kedipan’ atau ‘anggukan’.

6. Postur dan Gestur.
Meski tidak mengatakan apapun, postur Anda berbicara banyak. Orang yang meletakkan kaki di atas meja atau menyilangkan tangan di belakang kepala menandakan mereka percaya diri atau superior. Sebaiknya Anda releks dan jangan kaku. Postur tubuh tidak perlu terlalu dikontrol atau dilatih. Bila gerakan mendukung perkataan, Anda akan terlihat percaya diri, ekspresif, dan terkendali.

7. Perhatikan Lawan
Bicara. Baca juga gesture lawan bicara. Mengangguk berarti setuju atau mendorong Anda untuk terus berbicara, sementara condong ke depan menunjukkan rasa ketertarikan atau antusias. Sebaliknya, bila ia menekuk tangan, mengetuk-ngetuk jari bisa berarti lawan bicara tidak terlalu tertarik dengan perkataan Anda.

8. Antisipasi Interupsi.
Saat keheningan tercipat,biarkan momen berlau apa adanya. Bila terjadi interupsi, misalnya sang lawan bicara menerima telpon, jangan terus memperhatikan guna memberinya privasi. Tetap tenang dan jangan terlihat bingung. Setelah interupsi selesai, ulangi lagi kalimat Anda dari awal. Anda akan mmberikan ruang cukup bagi lawan bicara.

No comments:

Post a Comment